Apa Itu Osteoporosis?
Osteoporosis itu sendiri berasal dari dua kata, yaitu “Osteo” yang artinya tulang dan “Porosis” yang artinya keropos.
Osteoporosis adalah kondisi medis yang terjadi pada tubuh manusia dengan ditandai beberapa sifat khas yang dimilikinya. Sifat-sifat khas tersebut adalah tulang yang memiliki massa rendah, biasanya disertai dengan mikro arsitektur pada tulang dan diikuti dengan penurunan kualitas pada jaringan tulang yang akhirnya dapat menimbulkan kondisi dimana tulang akan rapuh dan terutama terjadi pada pinggul, tulang belakang, pergelangan tangan, lengan atau panggul. Pada kebanyakan kasus yang terjadi, osteoporosis kebanyakan dialami oleh orang tua dimana tulang pada orang tua bertumbuh secara lambat.
Jenis-Jenis Osteoporosis
Osteoporosis memiliki beberapa jenis, adapun jenis-jenis dari Osteoporosis adalah sebagai berikut:
- Osteoporosis Senilis
Osteoporosis jenis ini pada umumnya kebanyakan menyerang kaum wanita. Osteoporosis jenis ini juga menyerang para lansia dengan kisaran usia diatas 70 tahun. Kalsium seseorang yang terlalu rendah dan dengan faktor yang berhubungan dengan usia adalah penyebab utama Osteoporosis Senilis menyerang.
- Osteoporosis Juvenil Idiopatik (Juvenile Idiopathic Osteoporosis)
Osteoporosis jenis ini adalah Osteoporosis yang pada umumnya terjadi pada anak-anak dan juga dapat terjadi pada orang dewasa. Anak-anak atau orang dewasa yang mengalami Osteoporosis jenis ini biasanya memiliki kondisi tubuh yang normal, hormonnya normal, hingga vitamin dalam tubuh pun normal dan tidak ditandai dengan gejala apapun. Oleh sebab itu Osteoporosis Juvenil Idiopatik belum dapat dideteksi secara jelas penyebabnya.
- Osteoporosis Primer
Osteoporosis Primer adalah Osteoporosis yang dalam kasusnya sangat sering menyerang kaum wanita yang sudah Menopause. Menopause itu sendiri adalah kondisi atau suatu masa dimana wanita mengalami berhentinya secara fisiologis siklus dari menstruasi yang mana hal tersebut berkaitan dengan tingkat lanjut usia dari seseorang (wanita) tersebut. Seorang wanita yang telah mengalami menopause secara alamiah mereka tidak dapat menyadari sama sekali apakah saat menstruasi tertentu adalah menstruasinya yang terakhir sampai beberapa waktu berlalu (biasanya dalam waktu setahun).
- Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis jenis sekunder ini tergolong dalam jenis Osteoporosis tingkat rendah. Biasanya Osteoporosis jenis ini terjadi karena adanya perubahan hormon yang tidak normal atau dapat disebabkan karena gagal ginjal. Pengaruh obat-obatan pun menjadi salah satu penyebab Osteoporosis sekunder.
- Osteoporosis Postmenopausal
Osteoporosis jenis ini disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan salah satu hormon yang cukup penting, yaitu Hormon Estrogen (hormon yang ada pada wanita). Hormon Estrogen tersebut memiliki fungsi sebagai pengangkut kalsium ke dalam tulang, sehingga jika Hormon Estrogen mengalami gangguan maka menimbulkan masalah atau membawa kaum wanita berada pada kondisi medis yang disebut Osteoporosis Postmenopausal. Sedangkan kisaran usia yang pada umumnya terserang Osteoporosis Postmenopausal adalah kisaran usia 51 – 75 tahun.
Faktor Resiko Osteoporosis
Kita semua pasti bertanya-tanya siapa sajakah yang memiliki resiko terkena Osteoporosis. Maka dibawah ini adalah kondisi atau keadaan yang dapat meningkatkan seseorang untuk dapat terkena Osteoporosis.
Usia 30 tahun ke atas, seorang yang telah berusia 30 tahun memiliki kemungkinan besar terkena Osteoporosis, hal ini dikarenakan pada usia tersebut proses pembentukan tulang cenderung lambat dan lebih sedikit dibanding dengan hilangnya sel tulang.
Seorang perokok, merokok dapat menurunkan kadar Hormon Estrogen di dalam tubuh. Sehingga resiko terkena Osteoporosis bagi seorang perokok dua kali lebih besar dibanding bukan perokok, bahaya merokok bukan saja dapat menyebabkan penyakit Osteoporosis melainkan juga kanker.
Melalui keturunan, ternyata keturunan dapat menjadi salah satu faktor terkena Osteoporosis. Wanita yang mempunyai seorang ibu yang terkena Osteoporosis memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena Osteoporosis juga.
Berat badan pada wanita, wanita yang kurus (memiliki berat badan yang kurang) akan lebih cepat terkena Osteoporosis jika dibandingkan dengan wanita yang gemuk. Hal ini karena wanita gemuk mampu memproduksi Estrogen lebih banyak dibanding wanita kurus.
Kurang olahraga, olahraga yang rajin dan teratur dapat membantu memperlambat atau bahkan meminimalisir kemungkinan terserang Osteoporosis. Dan berlaku juga sebaliknya, seseorang yang kurang olahraga akan lebih memiliki kemungkinan terkena Osteoporosis yang lebih tinggi. Adapun olahraga yang dapat dilakukan untuk meminimalisir Osteoporosis adalah lari atau jalan, karena olahraga jenis ini dapat memicu sel tulang untuk bekerja lebih aktif sehingga membentuk tulang yang kuat.
Obat-obatan, ada beberapa jenis obat tertentu yang dapat meningkatkan resiko terkena Osteoporosis. Hal ini dikarenakan obat tersebut dapat menurunkan kecepatan laju dalam proses pembentukan tulang. Obat-obatan tersebut yaitu Kortison, biasanya obat jenis ini digunakan pada pasien penderita Asma, radang sendi, alergi dan penyakit paru. Namun obat ini akan berdampak jika digunakan dalam dosis yang tinggi dan dalam jangka waktu yang panjang.
Akibat penyakit lain, selain obat-obatan yang dapat memicu terkena Osteoporosis, ada juga beberapa penyakit yang mampu membuat kita terkena Osteoporosis. Penyakit tersebut adalah penyakit usus, bronkhitis kronis, malnutrisi, Arthritis Reumatoid, penyakit hati kronik, Emfisema dan Hipertiroidisme.
Asupan Vitamin D dan kalsium, jika apa yang kita makan dan minum kurang atau sedikit mengandung kalsium dalam kurun waktu yang cukup lama (terutama saat masa pertumbuhan), maka resiko bagi kita untuk dapat terkena Osteoporosis juga lebih tinggi. Sedangkan kurangnya asupan Vitamin D juga dapat meningkatkan peluang terkena Osteoporosis, karena Vitamin D dapat membantu dalam proses penyerapan kalsium serta menghantarkan kalsium ke tulang.
Ciri-Ciri Osteoporosis
Secara umum ada lima ciri-ciri yang menandai seseorang terkena Osteoporosis. Ciri-ciri Osteoporosis ialah:
- Tinggi badan berkurang, pengurangan tinggi badan biasa dialami oleh penderita Osteoporosis. Hal ini disebabkan oleh bantalan antar ruas yang berada di tulang belakang mengalami penekanan secara terus menerus akibat aktivitas, terutama untuk aktivitas yang berat.
- Patahnya tulang tungkai, manusia memiliki lapisan luar tulang dan lapisan dalam. Lapisan luar adalah lapisan tulang yang mempunyai tekstur keras, sedangkan lapisan dalam bertekstur lunak. Bagi penderita Osteoporosis, mereka memiliki lapisan luar tulang yang cukup tipis, sehingga akan menyebabkan tulang mudah retak hingga patah.
- Rasa nyeri secara tiba-tiba, rasa nyeri yang datang secara tiba-tiba yang terjadi pada sekitar punggung. Biasa terjadi saat kita sedang bangun dari posisi duduk yang cukup lama, hal tersebut merupakan ciri-ciri terkena Osteoporosis. Adapun penyebabnya adalah terjadinya kolaps pada tulang.
- Fragile Fracture, adalah kondisi dimana tulang mengalami kerapuhan. Penderita Osteoporosis akan mudah mengalami patah tulang walau aktivitas yang dilakukan tergolong aktivitas yang ringan. Hal tersebut karena tulang-tulang si penderita telah rapuh. Pada saat kondisi yang disebut Fragile Fracture maka biasanya penderita akan merasakan nyeri pada tulang.
- Struktur bentuk tubuh berubah, perubahan struktur bentuk tubuh merupakan salah satu ciri dari penderita Osteoporosis, biasanya perubahan tersebut adalah membungkuknya tubuh atau dinamakan Kifosis.
Diagnosa Osteoporosis
Osteoporosis termasuk penyakit atau gangguan medis yang cukup berbahaya. Maka dari itu diagnosa perlu dilakukan untuk mampu mengobati sejak dini agar Osteoporosis tidak semakin parah. Biasanya jika seseorang yang tengah mengalami patah tulang, maka diagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik, gejala, serta dilakukan rontgen tulang. Hal ini untuk mendeteksi sejak dini saat terjadi patah tulang.
Sedangkan diagnosis yang dapat dilakukan saat belum terjadi patah tulang adalah dengan melakukan pemeriksaan secara medis guna menilai tingkat kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling sering dilakukan karena keakuratannya adalah DXA (Dual-energy X-ray Absorptiometry).
Bahaya Osteoporosis
Jika kita bicara tentang bahaya dari Osteoporosis maka kita akan teringat pada fungsi tulang. Tulang adalah termasuk dalam organ yang sangat penting bagi manusia dimana tulang adalah penyokong bagi kita agar kita dapat berdiri, duduk, berjalan dan hal lain yang kita lakukan sehari-hari. Oleh karena Osteoporosis adalah penyakit yang menyerang tulang atau suatu kondisi dimana tulang merapuh, maka bahaya bagi kehidupan sangatlah besar. Salah satu contoh yang dapat terjadi akibat Osteoporosis adalah patahnya tulang pinggul dan patahnya tulang belakang. Jika kedua atau salah satu dari dampak terparah tersebut terjadi maka tidak menutup kemungkinan kita akan cacat atau lumpuh.
Pengobatan Osteoporosis
Berbagai pengobatan masih dikembangkan. Dan jika kita merujuk pada penyebab dan inti dari Osteoporosis, maka pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan cara meningkatkan kepadatan tulang. Pada wanita pasca menopause yang telah terkena Osteoporosis bisa ditangani dengan memberikan Estrogen (bersama dengan Progesteron) atau Alendronat, hal tersebut bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan penyakitnya. Adapun fungsi dari Alendronat adalah:
- Meningkatkan massa tulang pada tulang panggul dan tulang belakang.
- Meminimalisir kemungkinan terjadinya patah tulang.
- Mengurangi intensitas kecepatan penyerapan yang terjadi pada tulang wanita pasca menopause.
Pada laki-laki biasanya diperiksa mengenai asupan kalsium dan asupan Vitamin D, jika ternyata asupan kalsium dan Vitamin D rendah maka penderita diberikan asupan kalsium dan Vitamin D yang cukup. Dan jika kadar Testosteron dalam tubuh penderita tergolong rendah, maka bisa diberikan asupan Testosteron juga.
Cara Mencegah Osteoporosis
Sedia payung sebelum hujan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Ya, mungkin itu adalah istilah yang tepat bagi kita. Sebelum kita terkena Osteoporosis, maka akan lebih baik jika kita mencegah agar kita tidak menjadi penderita Osteoporosis. Cara-cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah Osteoporosis adalah dengan memberikan asupan kalsium serta Vitamin D secara cukup ke dalam tubuh.
Hal tersebut sangat efektif untuk meningkatkan kepadatan tulang agar kita terhindar dari Osteoporosis yang notabenenya adalah kerapuhan yang terjadi pada tulang, selanjutnya adalah olahraga yang cukup dan teratur. Olahraga juga sangat efektif untuk meningkatkan kepadatan dan kekuatan tulang, olahraga yang dapat diterapkan adalah berjalan atau berlari.
Saya harap Anda bisa memahami penjelasan detail tentang Osteoporosis diatas. Salah satu ciri-ciri Osteoporosis adalah tinggi badan yang berkurang dan perubahan struktur postur tubuh yang tanpa Anda sadari bisa terjadi kapan saja. eLeMeN adalah solusi untuk pencegahan Osteoporosis dimana tulang Anda akan terbiasa untuk bergerak dengan peregangan khusus. Pola terapi yang saya anjurkan untuk Anda cukup hanya 5 menit saja dengan menggunakan Alat Terapi eLeMeN di pagi dan sore hari dan dilanjutkan dengan Senam Pilates semampunya saja, tidak semua gerakan harus dilakukan. Karena bila tubuh Anda mengalami kelelahan, metabolisme Anda akan terganggu dan usaha Anda menambah tinggi badan akan percuma dan hasil yang dicapai malah akan sia-sia.
Posting Komentar untuk "Apa Itu Osteoporosis?"